BALIKPAPAN
hubungi.;TOMMY HP' 081347801582(SIMPATI) EMAIL : TOMMY.FANTASTIC@ROCKETMAIL.COM
Senin, 17 Desember 2018
Sabtu, 26 Mei 2018
Rabu, 21 Maret 2018
cerita islami
Nasihat Nayifah Uwaimir Kepada Putranya
by ; tmt.m
Agar engkau menjadi seorang raja yang berwibawa di
hadapan manusia, Janganlah berbicara dalam berbagai urusan kecuali setelah
mengecek kebenaran sumbernya ..
Dan jika seseorang datang membawa berita, cari bukti
kebenarannya sebelum dengan berani engkau berbicara .. Hati-hati
dengan isu.. jangan percayai setiap yang dikatakan, jangan pula percaya sesuatu
yang setengah engkau lihat ..
Dan jika engkau mendapatkan cobaan berupa seorang musuh
.. hadapi dengan berbuat baik kepadanya .. tolak dengan cara yang lebih baik,
niscaya permusuhan itu berubah menjadi cinta kasih. Jika engkau hendak
mengungkap kejujuran orang, ajaklah ia pergi bersama .. dalam bepergian itu jati
diri manusia terungkap .. penampilan lahiriahnya akan luntur dan jatidirinya
akan tersingkap! Dan “bepergian itu disebut safar karena berfungsi mengungkap
yang tertutup, mengungkap akhlaq dan tabiat”.
Jika engkau diserang banyak orang sementara engkau
berada di atas kebenaran .. atau jika engkau diserang dengan kritikan-kritikan
buruk .. bergembiralah .. sebab mereka sebenarnya sedang berkata: “engkau orang
yang sukses dan berpengaruh”, sebab, anjing yang
mati tidak akan ditendang, dan tidak dilempar kecuali pohon yang berbuah.. Wahai
puteraku .. Jika engkau hendak mengkritik, biasakan untuk melihat dengan mata
tawon lebah .. dan jangan memandang orang lain dengan mata lalat, sebab engkau
akan terjatuh kepada perkara yang busuk!
Tidurlah lebih awal wahai puteraku agar bisa bangun
lebih awal .. sebab keberkahan ada di pagi hari, dan saya khawatir kehilangan
kesempatan mendapatkan rizki Allah yang Maha Penyayang disebabkan engkau
begadang di malam hari, sehingga tidak bisa bangun pagi! Akan aku ceritakan
kepadaku kisah seekor kambing dan serigala, supaya engkau aman dari orang yang
berbuat makar .. Dan saat seseorang memberikan tsiqah-nya kepadamu, jangan
sampai engkau mengkhianatinya!
Akan aku ajak engkau ke sarang singa .. akan aku ajarkan
bahwa singa itu tidak menjadi raja hutan dikarenakan aumannya!! Akan tetapi,
karena ia berjiwa tinggi! Tidak mau memakan hasil buruan binatang lain,
betapapun ia lapar .. dan perutnya melilit-lilit .. jangan mencuri jerih payah
orang lain .. sebab engkau menjadi keji!
Akan aku ajak engkau menemui bunglon .. agar engkau
menyaksikan sendiri tipu dayanya! Bunglon merubah warna dirinya sesuai dengan
tempat ia berada .. agar engkau mengetahui bahwa yang seperti bunglon itu banyak
.. dan berulang-ulang!
Dan bahwasanya ada orang-orang munafik .. banyak pula
manusia yang berganti-ganti pakaian .. dan berlindung dibalik alasan “ingin
berbuat baik”. Wahai puteraku .. Biasakan engkau bersyukur .. kepada Allah!
Cukuplah menjadi alasan untuk bersyukur kepada-Nya bahwa engkau dapat berjalan,
mendengar dan melihat! Bersyukurlah kepada Allah, dan syukuri pula manusia ..
sebab Allah SWT akan menambah orang-orang yang bersyukur. Dan manusia senang
saat mendapati seseorang yang diberi sesuatu lalu orang itu menghargainya!
Wahai puteraku .. ketahuilah bahwa sifat utama yang
paling agung dalam kehidupan ini adalah sifat jujur! Dan
bahwasanya kebohongan, meskipun tampak memberi keselamatan .. namun jujur lebih
berakhlaq bagimu! Dan bagi orang sepertimu!
Wahai puteraku … Persiapkan alternatif untuk segala
urusan .. agar engkau tidak membuka jalan kehinaan! Manfaatkan segala peluang ..
sebab peluang yang datang sekarang .. bisa jadi tidak akan berulang!! Jangan
berkeluh kesah .. aku harap engkau optimis .. siap menghadapi kehidupan ..
Jauhilah orang-orang yang putus asa dan pesimis, lari dari mereka! Dan jangan
sampai engkau duduk dengan seseorang yang selalu memandang sial kepada segala
hal!! Jangan bergembira saat melihat orang lain terkena musibah .. jangan pula
menghina orang karena postur atau penampilannya .. Sebab dia tidak menciptakan
dirinya .. dan saat engkau menghina orang lain, pada hakekatnya engkau menghina
ciptaan dari Dzat yang Maha Mencipta dan Membuat bentuk rupa..
Jangan membuka aib orang, sebab Allah akan membuka aibmu
di rumahmu .. sebab Allah-lah Dzat yang menutupi .. dan mencintai orang yang
menutupi! Jangan menzhalimi siapa pun .. dan jika engkau hendak menzhalimi dan
engkau merasa mampu menzhalimi, ingatlah bahwa Allah SWT lebih mampu!
Jika engkau merasa hatimu mengeras, usaplah kepala anak
yatim .. engkau akan terheran-heran .. bagaimana usapan itu dapat menghilangkan
rasa keras hati dari hatimu, seakan hatimu menjadi pecah dan melunak! Jangan
mendebat .. dalam perdebatan .. kedua pihak merugi. Kalau kita yang kalah, kita
merugi telah kehilangan kebesaran kita, dan jika menang, kita juga merugi, telah
kehilangan orang lain yang menjadi lawan debat kita .. semua kita kalah .. baik
yang merasa menang .. dan yang merasa belum menang! Jangan monopoli pendapat ..
yang bagus adalah engkau mempengaruhi dan dipengaruhi! Hanya saja, jangan larut
dalam pendapat banyak orang .. dan jika engkau merasa bahwa pendapatmu benar ..
tegarlah dan jangan terpengaruh!
Wahai puteraku .. Engkau dapat merubah keyakinan
orang .. dan menguasai hati mereka tanpa engkau sadari! Bukan dengan sihir,
bukan pula dengan jampi .. namun, dengan senyumanmu .. dan kosa katamu yang
lembut .. dengan keduanya, engkau dapat menyihir!! Oleh karena itu,
tersenyumlah .. maha suci Allah yang telah menjadikan senyuman sebagai ibadah
dalam agama kita, dan kita mendapatkan pahala darinya!! Di Cina .. jika engkau
tidak murah senyum, mereka tidak akan berikan lisensi kepadamu untuk membuka
kedai .. Jika engkau tidak menemukan orang yang tersenyum kepadamu, tersenyumlah
engkau kepadanya! Jika bibirmu terbuka karena senyuman .. dengan cepat ..
terbuka pula hati untuk mengekspresikan isinya.. Jika orang meragukanmu, bela
dirimu .. jelaskan .. dan beri keterangan pembenarannya! Jangan suka nimbrung
dan mengenduskan hidungmu dalam segala urusan .. jangan pula ikut-ikutan,
berposisi bersama banyak orang saat mereka bersikap!!
Wahai puteraku .. jauhkan dirimu dari hal ini .. aku
sangat tidak suka kalau melihatmu seperti ini!! Jangan bersedih wahai puteraku
terhadap apa yang terjadi dalam kehidupan! Sebab kita tidak
diciptakan kecuali untuk diuji dan diberi cobaan .. sehingga Allah melihat kita
.. adakah kita bersabar? Karena itu .. santai saja .. jangan keruh hati!
Jadikanlah sabar dan
shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat,
kecuali bagi orang-orang yang khusyu´. (Al-Baqarah :
45)
Yakinlah bahwa jalan keluar dekat .. “Jika mendung
semakin hitam, pertanda, sebentar lagi hujan”!! Jangan meratapi masa lalu,
cukuplah bahwa ia telah berlalu .. sia-sia kalau kita memegang gergaji kayu,
lalu menggergaji!! Tataplah hari esok .. persiapkan diri .. dan singsingkan
lengan baju untuk menghadapinya!! Jadilah orang yang
mulia .. berbanggalah dengan dirimu! Sebagaimana engkau melihat dirimu,
begitulah orang lain akan melihatmu ..
Jangan sekali-kali meremehkan dirimu!! Sebab engkau
menjadi besar saat engkau ingin besar .. hanya engkau saja yang memutuskan ia
menjadi kecil.
Di dalam hadits juga
dijelaskan : “Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda dari Allah Azzawajalla,
“Saya berada pada persangkaan hamba-Ku, maka berprasangkalah dengan-Ku
sekehendaknya.”( HR Ahmad)
cerita islami
Kisah Seorang Petapa Muda dan Seekor Kepiting
by ; tmt.m
Muhamad Saleh
Mengasihi Sesuatu dengan Bijaksana Suatu ketika di
sore hari yang sejuk, nampak seorang anak muda sedang bertadabur dibawah pohon,
tidak jauh dari tepi sungai. Saat sedang berkonsentrasi memusatkan pikiran,
tiba-tiba perhatian anak muda itu terpecah kala mendengarkan
3/8/2018
Mengasihi Sesuatu dengan Bijaksana
Suatu ketika di sore hari yang sejuk, nampak seorang
anak muda sedang bertadabur dibawah pohon, tidak jauh dari tepi sungai. Saat
sedang berkonsentrasi memusatkan pikiran, tiba-tiba perhatian anak muda itu
terpecah kala mendengarkan gemericik air yang terdengar tidak beraturan.
Perlahan-lahan, ia kemudian membuka matanya. Anak muda itu segera melihat ke
arah tepi sungai, sumber suara tadi berasal. Ternyata, disana nampak seekor
kepiting yang sedang berusaha keras mengerahkan seluruh kemampuannya untuk
meraih tepian sungai sehingga tidak hanyut oleh arus sungai yang deras. Melihat
hal itu, anak muda merasa kasihan. Ia segera mengulurkan tangannya ke arah
kepiting untuk membantunya.
Melihat tangan terjulur, dengan sigap kepiting menjepit
jari si anak muda. Meskipun jarinya terluka karena jepitan capit kepiting,
tetapi hati anak muda itu puas karena bisa menyelamatkan si kepiting. Kemudian,
dia pun melanjutkan kembali tadaburnya.
Belum lama bersila dan mulai memejamkan mata, terdengar
lagi bunyi suara yang sama dari arah tepi sungai. Ternyata kepiting tadi
mengalami kejadian yang sama. Maka, si anak muda kembali mengulurkan tangannya
dan membiarkan jarinya dicapit oleh kepiting demi membantunya. Selesai membantu
untuk kali kedua, ternyata kepiting terseret arus lagi. Maka, anak muda itu
menolongnya kembali sehingga jari tangannya makin membengkak karena jepitan
capit kepiting.
Melihat kejadian itu, ada seorang tua yang kemudian
datang menghampiri dan menegur si anak muda, “Anak muda, perbuatanmu menolong
adalah cerminan hatimu yang baik. Tetapi, mengapa demi menolong seekor kepiting,
engkau membiarkan capit kepiting melukaimu hingga sobek seperti itu?” “Paman,
seekor kepiting memang menggunakan capitnya untuk memegang benda. Dan saya
sedang melatih mengembangkan rasa belas kasih. Maka, saya tidak mempermasalahkan
jari tangan ini terluka asalkan bisa menolong nyawa mahluk lain, walaupun itu
hanya seekor kepiting,” jawab si anak muda dengan kepuasan hati karena telah
melatih sikap belas kasihnya dengan baik.
Allah SWT berfirman
:“Dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
berbuat baik.” (QS.Al-Baqarah: 195)
Mendengar jawaban si anak muda, kemudian orang tua itu
memungut sebuah ranting. Ia lantas mengulurkan ranting ke arah kepiting yang
terlihat kembali melawan arus sungai. Segera, si kepiting menangkap ranting itu
dengan capitnya. “Lihat, Anak muda. Melatih mengembangkan sikap belas kasih
memang baik, tetapi harus pula disertai dengan kebijaksanaan.
Bila tujuan kita baik, yakni untuk menolong mahluk
lain, tidak harus dengan cara mengorbankan diri sendiri. Ranting pun
bisa kita manfaatkan, bukan?” Seketika itu, si pemuda tersadar. “Terima kasih,
Paman. Hari ini saya belajar sesuatu. Mengembangkan cinta kasih harus disertai
dengan kebijaksanaan. Di kemudian hari, saya akan selalu ingat kebijaksanaan
yang paman ajarkan.
” Mempunyai sifat belas kasih, mau memperhatikan dan
menolong orang lain adalah perbuatan mulia, entah perhatian itu kita berikan
kepada anak kita, orang tua, sanak saudara, teman, atau kepada siapa pun.
Tetapi, kalau cara kita salah, seringkali perhatian atau bantuan yang kita
berikan bukannya memecahkan masalah, namun justru menjadi
bumerang.
Kita yang tadinya tidak tahu apa-apa dan hanya sekadar
berniat membantu, malah harus menanggung beban dan kerugian yang tidak perlu.
Karena itu, adanya niat dan tindakan berbuat baik, seharusnya diberikan dengan
cara yang tepat dan bijak. Dengan begitu, bantuan itu nantinya tidak hanya akan
berdampak positif bagi yang dibantu, tetapi sekaligus membahagiakan dan membawa
kebaikan pula bagi kita yang membantu.
Ingat firman Allah
“Dan tolong-menolong engkau semua atas kebaikan dan ketaqwaan.” (QS. Al-Maidah:
2)
Semoga cerita ini bisa membawa hikmah, manfaat, motivasi
ataupun menginspirasi bagi semua pembaca
CERITA ISLAMI
Hidup Terasa Indah dengan Bersyukur
BY tmt.m
Pernahkah suatu ketika Anda memberi uang atau barang
kepada seseorang dan si penerima tersebut mengucapkan terima kasih kepada Anda?
Disaat Anda mendengar ucapan terima kasih yang tulus dari orang tersebut, pasti
Anda merasa ingin memberi lebih lagi kepada orang tersebut suatu saat nanti.
Begitu juga Sang pencipta yang telah memberikan kehidupan dan segala isinya di
dunia ini kepada semua mahluk ciptaan-Nya. Allah akan selalu memberikan
kelebihan dan tambahan bagi siapapun yang bisa bersyukur atas apa yang telah
dilimpahkan, baik itu nikmat rezeki, iman, dan segalanya. Allah pasti lebih
mulia dan lebih tulus untuk melakukan hal itu.
Jika Anda saat ini sedang bekerja dan merasa masih perlu
untuk mencari tempat kerja yang baru lagi, yang dirasa menurut Anda lebih baik.
Coba Anda ingat-ingat lagi saat-saat ketika anda belum bekerja dulu. Bandingkan
dengan saat Anda sudah mendapatkan pekerjaan saat ini. Dan cobalah untuk
bersyukur kepada Allah, bahwa karena hanya Dia yang sepenuhnya telah membantu
anda untuk mendapatkan pekerjaan. Usaha dan kerja keras itu penting tapi
bersyukur itu jangan sampai dilupakan. Karena Allah akan murka seandainya kita
tidak dapat berterima kasih atas karunia-Nya dan pertolongan-Nya.
Jangan pernah mengeluh tentang cuaca. "Aduh panas banget
hari ini bikin haus...!", "Yah, hujan lagi-hujan lagi, kapan cucian kering
nih...", atau yang lainnya seperti "Macet terus bikin stress!". Hujan, panas,
itu sudah diatur oleh yang Maha Kuasa. Dan Allah juga tidak akan menurunkan
hujan atau memberi panas terus-menerus. Semua itu ada maksudnya yang terkadang
kita masih saja sulit untuk menerima hal tersebut. Ditengah kondisi kehidupan
sosial yang berubah-ubah, Anda tidak perlu panik, frustrasi apalagi stres. Jika
kita memang dihadapkan pada masalah-masalah seperti itu ya sudah jalani saja dan
syukuri, karena dengan adanya masalah yang demikian akan membuat diri kita
belajar untuk menjadi manusia yang semakin ulet dan siap untuk menghadapi segala
cobaan.
Ingat firman Allah
SWT :
“Boleh jadi kamu
membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu dan boleh jadi pula kamu menyukai
sesuatu padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kamu tidak
mengetahui”(QS. Al Baqarah: 216)
Dan jika pada suatu ketika Anda berada diposisi kurang
beruntung, apalagi yang bisa kita lakukan kecuali bersyukur dengan keadaan
demikian. Toh, Allah tidak akan membiarkan makhluk-makhluknya yang telah
berikhtiar dengan jujur. Allah selalu mempunyai rencana-rencana yang baik untuk
kita sebagai salah satu dari makhluk-makhluk ciptaan-Nya, selama kita meminta
dan selalu bersyukur kepada-Nya.
“Dan Dia Memberinya
rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya.”
(QS.at-Thalaq:3)
“Karena itu, ingatlah
kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku,
dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku” (QS Al Baqarah :
152)
Sabtu, 17 Februari 2018
cerita islami
Musafir yang Tetap Bahagia Mendapat Musibah
Muhamad Saleh
Seorang pria muda baru pulang
berbelanja dari sebuah minimarket. Biasanya usai belanja keceriaannya terpancar
berlipat-lipat. Namun, kali ini selain kesenduan, sumpah serapah juga mengalir
dari mulutnya. Dia baru saja kehilangan helm barunya. “Aku sengaja beli
Thu 2:36 PM
by : tmt.m
Thursday, February 15, 2018 2:36
PM
Seorang pria muda baru pulang berbelanja dari sebuah
minimarket. Biasanya usai belanja keceriaannya terpancar berlipat-lipat. Namun,
kali ini selain kesenduan, sumpah serapah juga mengalir dari mulutnya. Dia baru
saja kehilangan helm barunya. “Aku sengaja beli helm mahal supaya tahan lama.
Tapi malah digondol maling keparat itu!” omelnya.
Semalaman dia mengomel terus dengan muka marah padam. Para pegawai minimarket
hanya mengerut ketakutan saat dikomplain soal kehilangan tersebut. Dia
betul-betul kecewa dan marah besar atas kejadian tersebut. “Kalau maling itu
kutemukan, dia pasti kucincang-cincang sampai lumat.” Sesampainya dirumah,
istrinya bertanya, “Apa yang kaurasakan saat ini?” Suaminya menjelaskan dengan
suara tinggi,
“Kepalaku pusing, pandanganku berkunang-kunang, darahku
mendidih, selera makanku hilang.” Beruntunglah Pria itu mempunyai Istri yang
pandai menghibur dan menggembirakan sang suami. “Bukan hanya helm yang berhasil
dicuri maling itu, tapi juga kebahagiaan hidupmu, sayang. Bila kau terus-terusan
marah, penyakit darah tinggimu akan kambuh, pikiran jadi kacau hingga tak bisa
mencari nafkah dengan baik. Jika kau ikhlas dan lebih berhati-hati dilain waktu,
pikiranmu akan tenang sehingga bisa mencari rezeki yang lebih banyak. Insya
Allah, rezeki yang diperoleh dengan ketenangan itu melebihi harga helm yang
hilang,” terang istrinya. “Aku menabung lama untuk membeli helm mahal itu. Aku
belum bisa menerima kenyataan ini, aku tak rela,” ungkap suaminya masih kesal.
“Baiklah, maukah kau mendengar kisah tentang orang saleh yang tak mau kehilangan
kebahagiaannya? ” tanya istrinya. Suami yang kelelahan akibat kehabisan energi
meluapkan amarah itu tak punya pilihan kecuali menyetujui tawaran istrinya.
Si istri pun memulai ceritanya: Suatu hari seorang
musafir mengalami kejadian buruk ditempat baik. Sengaja dia datang ke masjid
guna menunaikan ibadah beribadah kepada Allah. Tak ada perbuatan buruk yang
dilakukannya ditempat suci itu. Bahkan doa yang dipanjatkan kepada Allah SWT
hanyalah yang berkaitan dengan kebaikan. Seusai shalat, musafir itu keluar dari
masjid. Ternyata sandal satu-satunya hilang dari tempat semula. Semua orang di
sana telah ditanyai, tapi tak seorang pun yang mengetahui ke mana raibnya.
Masjid itu dia kelilingi. Setiap inci diperhatikan, siapa tahu sandal itu
terselip atau terlempar jauh. Namun, segala upaya tak menghasilkan apa-apa,
sandalnya raib digondol entah siapa. Bagaimana dia akan melanjutkan perjalanan
jauh tanpa alas kaki? Sementara itu, dia tak punya cukup uang untuk membeli
sandal baru. Di zaman itu sandal adalah barang yang sangat mewah, hanya
segelintir orang yang sanggup memilikinya. Musafir malang itu menangis
tersedu-sedu dipelataran masjid. Kesedihannya amat mendalam hingga tak malu
meneteskan air mata didepan umum. Namun, tidak seorang pun datang menghiburnya,
sekadar bertanya penyebab kesedihannya. Dia betul-betul sendirian menghadapi
masalahnya.
Tangisannya terhenti saat sesosok istimewa melintas
dihadapannya. Orang itu tersenyum sangat indah hingga orang lain merasakan
kedamaian. Senyuman itu bahkan menghentikan tangisan orang yang tengah bersedih.
Hal yang mengagetkan, ternyata sosok yang menakjubkan itu tidak punya kaki sama
sekali alias buntung. Musafir itu
bergumam, “Dia yang kehilangan dua kaki saja masih bisa tersenyum bahagia. Dia
bahagia dengan takdirnya. Sementara aku yang hanya kehilangan sandal malah
berduka cita. Bukan cuma sandal yang hilang tapi juga kebahagiaanku.”
Istri itu menutup ceritanya dengan menyuguhkan segelas
air putih. Suaminya berujar, “Ya, harusnya aku bersyukur cuma helm yang hilang,
bukan kepalaku.
Ingat firman Alllah
SWT.
“Apa yang di sisi
kalian pasti akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah pasti kekal.” (An-Nahl:
96)
“Harta dan anak-anak
adalah perhiasan kehidupan dunia, tetapi amalan-amalan yang kekal lagi shalih
adalah lebih baik pahalanya di sisi Rabbmu serta lebih baik untuk menjadi
harapan.” (Al-Kahfi: 46)
SELESAI
Al-Balkhi dan Burung Pincang
by : tmt.m
Muhamad Saleh
Alkisah, hiduplah pada zaman dahulu seorang yang
terkenal dengan kesalehannya, bernama al-Balkhi. Ia mempunyai sahabat karib yang
bernama Ibrahim bin Adham yang terkenal sangat zuhud. Orang sering memanggil
Ibrahim bin Adham dengan panggilan Abu Ishak. Pada
Fri 2/9
Friday, February 09, 2018 7:11
AM
Alkisah, hiduplah pada zaman dahulu
seorang yang terkenal dengan kesalehannya, bernama al-Balkhi. Ia mempunyai
sahabat karib yang bernama Ibrahim bin Adham yang terkenal sangat zuhud. Orang
sering memanggil Ibrahim bin Adham dengan panggilan Abu Ishak. Pada suatu hari,
al-Balkhi berangkat ke negeri orang untuk berdagang. Sebelum berangkat, tidak
ketinggalan ia berpamitan kepada sahabatnya itu. Namun belum lama al-Balkhi
meninggalkan tempat itu, tiba-tiba ia datang lagi. Sahabatnya menjadi heran,
mengapa ia pulang begitu cepat dari yang direncanakannya. Padahal negeri yang
ditujunya sangat jauh lokasinya. Ibrahim bin Adham yang saat itu berada di
masjid langsung bertanya kepada alBalkhi, sahabatnya. "Wahai al-Balkhi
sahabatku, mengapa engkau pulang begitu cepat?" "Dalam perjalanan", jawab
al-Balkhi, "Aku melihat suatu keanehan, sehingga aku memutuskan untuk segera
membatalkan perjalanan".
"Keanehan apa yang kamu maksud?" tanya Ibrahim bin Adham
penasaran. "Ketika aku sedang beristirahat di sebuah bangunan yang telah rusak",
jawab al-Balkhi menceritakan, "Aku memperhatikan seekor burung yang pincang dan
buta. Aku pun kemudian bertanya-tanya dalam hati. "Bagaimana burung ini bisa
bertahan hidup, padahal ia berada di tempat yang jauh dari teman-temannya,
matanya tidak bisa melihat, berjalan pun ia tak bisa". "Tidak lama kemudian",
lanjut al-Balkhi, "Ada seekor burung lain yang dengan susah payah menghampirinya
sambil membawa makanan untuknya. Seharian penuh aku terus memperhatikan
gerak-gerik burung itu. Ternyata ia tak pernah kekurangan makanan, karena ia
berulangkali diberi makanan oleh temannya yang sehat". "Lantas apa hubungannya
dengan kepulanganmu?" tanya Ibrahim bin Adham yang belum mengerti maksud
kepulangan sahabat karibnya itu dengan segera. "Maka aku pun berkesimpulan",
jawab al-Balkhi seraya bergumam, "Bahwa Sang Pemberi Rizki telah memberi rizki
yang cukup kepada seekor burung yang pincang lagi buta dan jauh dari
teman-temannya. Kalau begitu, Allah Maha Pemberi, tentu akan pula mencukupkan
rizkiku sekali pun aku tidak bekerja". Oleh karena itu, aku pun akhirnya
memutuskan untuk segera pulang saat itu juga".
Mendengar penuturan sahabatnya itu, Ibrahim bin Adham
berkata, "Wahai al-Balkhi sahabatku, mengapa engkau memiliki pemikiran serendah
itu? Mengapa engkau rela mensejajarkan derajatmu dengan seekor burung pincang
lagi buta itu? Mengapa kamu mengikhlaskan dirimu sendiri untuk hidup dari belas
kasihan dan bantuan orang lain? Mengapa kamu tidak berpikiran sehat untuk
mencoba perilaku burung yang satunya lagi? Ia bekerja keras untuk mencukupi
kebutuhan hidupnya dan kebutuhan hidup sahabatnya yang memang tidak mampu
bekerja? Apakah kamu tidak tahu, bahwa tangan di atas itu
lebih mulia daripada tangan di bawah?" Al-Balkhi pun
langsung menyadari kekhilafannya. Ia baru sadar bahwa dirinya salah dalam
mengambil pelajaran dari kedua burung tersebut. Saat itu pulalah ia langsung
bangkit dan mohon diri kepada Ibrahim bin Adham seraya berkata, "Wahai Abu
Ishak, ternyata engkaulah guru kami yang baik". Lalu berangkatlah ia melanjutkan
perjalanan dagangnya yang sempat tertunda.
Dari kisah ini, mengingatkan kita semua pada hadits yang
diriwayatkan dari Miqdam bin Ma'dikarib radhiyallahu 'anhu, bahwasanya
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa salam pernah bersabda, yang artinya:
"Tidak ada sama sekali cara yang lebih baik bagi
seseorang untuk makan selain dari memakan hasil karya tangannya sendiri. Dan
sesungguhnya Nabiyullah Daud 'alaihis salam makan dari hasil jerih payahnya
sendiri" (HR. Bukhari).
Ingat Firman Allah:“Dan katakanlah; bekerjalah kamu, maka Allah dan RasulNya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu” (Qs.at Taubah: 105)
Ingat Firman Allah:“Dan katakanlah; bekerjalah kamu, maka Allah dan RasulNya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu” (Qs.at Taubah: 105)
SELESAI
Kisah Do'a Wanita Penjual Tempe
by : tmt.m
Muhamad Saleh
Di sebuah rumah kecil dipinggiran kota besar. Disana
hiduplah seorang perempuan tua yang sangat kuat beribadah. Pekerjaan
sehari-harinya ialah membuat tempe dan menjualnya di pasar setiap hari. Ini
merupakan satu-satunya sumber pendapatannya untuk membiayai
1/25/2018
Thursday, January 25, 2018 3:18
PM
Di sebuah rumah kecil dipinggiran kota besar. Disana
hiduplah seorang perempuan tua yang sangat kuat beribadah. Pekerjaan
sehari-harinya ialah membuat tempe dan menjualnya di pasar setiap hari. Ini
merupakan satu-satunya sumber pendapatannya untuk membiayai hidupnya. Pada suatu
pagi, seperti biasa, ketika beliau sedang bersiap-siap untuk pergi menjual
tempenya, tiba tiba dia tersadar kalau tempe yang dibuatnya hari itu masih belum
jadi, separuh jadi.
Diperiksanya beberapa bungkusan yang lain. Ternyatalah
memang kesemuanya belum jadi. Perempuan tua itu merasa amat sedih sebab tempe
yang masih belum menjadi pastinya tidak akan laku dan akibatnya tidak akan ada
rezekinya pada hari itu. Dalam suasana
hatinya yang sedih, dia yang memang kuat beribadah teringat akan firman Allah
yang menyatakan bahawa Tuhan dapat melakukan apa saja yang Allah kehendaki,
bahwa bagi Allah tiada yang mustahil.
Lalu diapun mengangkat kedua tangannya sambil berdoa,
"Ya Allah..., aku memohon kepadaMu agar kacang kedelai ini menjadi tempe. Amin"
Begitulah doa ringkas yang dipanjatkan dengan sepenuh hatinya. Dia sangat yakin
bahwa Tuhan pasti mengabulkan doanya. Dengan tenang perempuan tua itu
menekan-nekan bungkusan bakal tempe dengan ujung jarinya dan dia pun membuka
sedikit bungkusan itu untuk menyaksikan keajaiban kacang kedelai itu menjadi
tempe. Namun, dia termenung seketika sebab kacang kedelai itu masih tetap
seperti semula. Namun dia tidak putus asa, sebaliknya berfikir mungkin doanya
kurang jelas didengar oleh Tuhan. Maka dia pun mengangkat kedua tangannya semula
dan berdoa lagi. "Ya Allah, aku tahu bahwa tiada yang mustahil bagiMu. Bantulah
aku supaya hari ini aku dapat menjual tempe karena inilah mata pencarianku. Aku
mohon agar jadikanlah kacang kedelaiku ini menjadi tempe, Amin" Dengan penuh
harapan dan debaran dia pun sekali lagi membuka sedikit bungkusan itu.
Apakah yang terjadi? Dia termangu dan kecewa karena
tempenya masih tetap sama!! Sementara itu matahari pun semakin meninggi dan
sudah tentu pasar sudah mulai didatangi ramai orang. Dia tetap tidak kecewa atas
doanya yang belum terkabul. Walau bagaimanapun karena keyakinannya yang sangat
tinggi dia putuskan untuk tetap pergi ke pasar membawa barang jualannya itu.
Perempuan tua itu pun berserah pada Tuhan dan meneruskan pergi ke pasar sambil
berdoa dengan harapan apabila sampai di pasar kesemua tempenya akan masak. Dia
berfikir mungkin keajaiban Tuhan akan terjadi selama perjalanannya ke pasar.
Sebelum keluar dari rumah, dia sempat mengangkat kedua tangannya untuk berdoa.
"Tuhan, aku percaya, Engkau akan mengabulkan doaku. Sementara aku berjalan
menuju pasar, Engkau kurniakanlah keajaiban ini buatku, jadikanlah tempe ini.
Amin". Lalu dia pun berangkat. Di sepanjang perjalanan dia tetap tidak lupa
membaca doa di dalam hatinya.
Sesampainya di pasar, segera dia meletakkan
barang-barangnya. Hatinya betul-betul yakin dengan tempenya sekarang sudah jadi.
Dengan hati yang berdebar-debar dia pun membuka bakulnya dan menekan-nekan
dengan jarinya setiap bungkusan tempe yang ada. Perlahan-lahan dia membuka
sedikit daun pembungkusnya dan melihat isinya. Apa yang terjadi? Tempenya masih
belum jadi!! Dia pun kaget seketika lalu menarik nafas dalam-dalam. Dalam
hatinya sudah mulai merasa sedikit kecewa dan putus asa kepada Tuhan karena
doanya tidak dikabulkan. Dia merasakan Tuhan tidak adil. Allah tidak kasihan
padanya, inilah satu-satunya sumber rezekinya, dari hasil jualan tempe. Dia
akhirnya cuma duduk saja tanpa memamerkan barang jualannya sebab dia merasa
bahwa tidak bakalan ada orang yang akan membeli tempe yang baru separuh menjadi.
Sementara itu hari pun semakin sore dan pasar sudah mulai sepi, para pembeli
sudah mulai pulang dan berkurang. Dia melihat ke kawan-kawan sesama penjual
tempe, tempe mereka sudah hampir habis. Dia tertunduk lesu seperti tidak sanggup
menghadapi kenyataan bahwa hari ini tiada hasil jualan yang boleh dibawa pulang.
Namun jauh di sudut hatinya masih menaruh harapan terakhir kepada Allah, pasti
Allah akan menolongnya.
Walaupun dia tahu bahwa pada hari itu dia tidak akan
dapat pendapatan langsung, namun dia tetap berdoa buat kali terakhir, "Tuhan,
berikanlah penyelesaian terbaik terhadap tempeku yang belum jadi ini." Tiba-tiba
dia dikejutkan dengan teguran seorang wanita. "Maaf ya, saya ingin bertanya, Ibu
ada nggak yah yang menjual tempe yang belum jadi? Dari tadi saya sudah keliling
pasar ini untuk mencarinya tapi tidak ketemu-ketemu..." Dia termenung dan
terheran-heran seketika. Hatinya terkejut sebab sejak berpuluh tahun menjual
tempe, tidak pernah seorang pun pelanggannya mencari tempe yang belum jadi.
Sebelum dia menjawab sapaan wanita di depannya itu, cepat-cepat dia berdoa di
dalam hatinya "Tuhan, saat ini aku tidak mau kacang kedelai ini jadi tempe.
Biarlah seperti semula, Amin". Sebelum dia menjawab pertanyaan wanita itu, dia
membuka sedikit daun penutup tempenya. Alangkah leganya dia, ternyata memang
benar tempenya masih belum jadi! Dia pun rasa gembira dalam hatinya dan
bersyukur pada Tuhan. Wanita itu pun memborong habis kesemua tempenya yang belum
jadi itu. Sebelum wanita itu pergi, dia sempat bertanya wanita itu, "Mengapa ibu
mau membeli tempe yang belum jadi?" Wanita itu menerangkan bahawa anaknya yang
kini berada di kota besar ingin makan tempe dari desa. Karena tempe itu akan
dikirimkan ke si anak, si ibu tadi membeli tempe yang belum jadi supaya kalau
sampai di kota besar nanti tempenya sudah jadi. Kalau dikirim tempe yang sudah
jadi, dikhawatirkan tempe itu sudah tidak bagus lagi dan rasanya pun kurang
enak.
Perempuan tua itu pun keheranan dan berfikir
rupa-rupanya doanya sudah pun dikabulkan oleh Allah SWT. *****
Kita sering memaksakan kehendak kita kepada Allah
sewaktu berdoa, padahal sebenarnya ALLAH lebih mengetahui apa yang kita perlukan
dan apa yang terbaik untuk diri kita. Senantiasalah berdoa dalam menjalani
kehidupan sehari-hari sebagai hambaNya yang lemah. Jangan sekali-kali berputus
asa terhadap apa yang kita minta. Percayalah
bahwa Allah akan mengabulkan doa kita sesuai dengan rancanganNya yang mungkin di
luar jangkauan kita. Tiada yang mustahil bagi
Allah...
Ingat Firman Allah
:“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, Maka (jawablah),
bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa
apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala
perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada
dalam kebenaran.” (QS. Al-Baqarah: 186)
SELESAI
Jumat, 16 Februari 2018
Langganan:
Postingan (Atom)